Kamis, 05 April 2012

WISATA KALTIM2

Kedaton Kutai Kartanegara adalah istana milik Sultan Kutai Kartanegara yang terletak di pusat kota Tenggarong, Kalimantan Timur, Indonesia. Istana ini selesai dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2002 setelah dihidupkannya kembali Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.
Meski telah resmi menjadi milik Sultan Kutai Kartanegara, istana baru ini lebih difungsikan sebagai kantor lembaga kesultanan serta sebagai tempat pelaksanaan acara seremonial oleh Sultan atau Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.
Arsitektur Kedaton Kutai Kartanegara merupakan perpaduan gaya modern dan gaya istana Kerajaan Kutai Kartanegara.[1] Ruangan istana nampak megah dan mewah dengan tatanan Singgasana Sultan di kelilingi oleh kursi yang terbuat dari emas.[1] Di sebelah kiri Singgasana terdapat Gamelan Jawa.[1] Di dalam Kedaton juga terdapat banyak ukiran yang berciri khas adat Kutai, Dayak dan Jawa untuk menunkukkan bahwa Kerajaan Kutai Kartanegara memiliki hubungan sejarah yang erat dengan suku Dayak dan kesultanan di Jawa.[1]

MUSEUM MULAWARMAN TENGGARONG WISATA EDUKASI BUDAYA BERSEJARAH KESULTANAN KUTAI KERTANEGARA

Museum Mulawarman salah satu obyek wisata sejarah yang ada di Kota Tenggarong Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Museum Mulawarman merupakan Istana Kutai Kartanegara yang di bangun pada tahun 1963. Museum Mulawarman telah mengalami pembangunan renovasi besar, setelah terjadinya kebaran yang menimpa Museum Mulawarman, dan bangunan ini sebagai penggantinya. Dan diresmikan pada tanggal 25 November 1971 oleh Gubernur Abdul Wahab Sjahranie, setelah itu diserahterimakan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 18 Febuari 1976.


Dalam catatan penulis pada saat memandu perjalanan wisata edukasi budaya bernilai sejarah dan wisata astronomi di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Museum Mulawarman merupakan obyek wisata yang sangat edukatif. Di sini kita akan banyak menemukan suatu nilai budaya yang bernafaskan Islam. Di dalam lingkungan Kesultanan terdapat pemakaman keluarga Kerajaan Kutai Kartanegara dan Masjid Jami Aji Amir Hasanuddin, hal ini merupakan bukti saksi sejarah masuk dan berkembangnya Islam di tempat ini.

Di area Museum Mulawarman kini telah dibangun Alas Kedaton sebagai tempat kediaman Sultan Aji Muhammad Salehuddin II yang telah dinobatkan kemabli pada tahun 2002. Di dalam Museum Mulawarman tersimpan benda-benda sejarah yang pernah digunakan oleh Kesultanan seperti singgahsana, pakaian kebesaran, tempat peraduan, tombak, keris, meriam, kalung dann prasasti Yupa, tidak ketinggalan koleksi keramik dari China.

Menurut sumber informasi yang penulis dapatkan dari salah seorang pengelola Museum Mulawarman. Di tempat ini setiap bulan November dilaksanakan Upacara Erau, yaitu tarian khas upacara adat dan mengulur naga di desa Kutai Lama. Pada setiap upacara Erau juga ditampilkan atraksi seni budaya baik berupa tarian tradisional dan upacara adat dari berbagai suku yang ada di Indonesia serta manca negara.

Museum Mulawarman
 Museum Mulawarman yang sebelumnya adalah bangunan Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara ini didirikan pada tahun 1932 oleh Pemerinta Belanda yang menyerahkan Keraton kepada  Sultan Adji Muhammad Parikesit pada tahun 1935. Bahan bangunannya didominasi terbuat dari beton, mulai ruang bawah tanah, lantai, dinding, penyekat hingga atap. Di halaman depan Museum Mulawarman ini terdapat Patung Lembuswana yang merupakan lambang Kerajaan Kutai Kartanegara. Gaya Arsitektur bangunannya mengadopsi dari gaya arsitektur suku dayak yang ada di Kutai.

Museum Mulawarman terdiri dari dua lantai. Dari pengamatan penulis dilantai bawah banyak terdapat koleksi keramik dari negeri China, sedangkan dilantai satu berisi koleksi peninggalan bercorak kesenian. Di dalam Museum Mulawarman ini masih terdapat benda-benda  yang digunakan pada waktu penobatan raja, koleksi benda-benda bernilai bersejarah yang masih tersimpan rapih dan terawat, benda-benda ini pernah dipergunakan oleh Kesultanan Kutai Kartanegara, seperti :
  1. Singgasana, sebagai tempat duduk Raja dan Permaisuri yang terbuat dari kayu, dudukan dan sandarannya diberi lapisan kapuk yang berbungkus dengan kain berwarna kuning, sehingga tempat duduk dan sandaran kursi tersebut terasa lembut. Kuryang dibuat dengan gaya Eropa, dan pembuatnya salah seorang Belanda bernama Ir. Vander Lube pada tahun 1935.
  2. Patung Lembuswana yang merupakan lambang dari Kesultanan Kutai, di buat di Birma pada tahun 1850 dan tiba di Istana Kutai pada tahun 1900. Lembu Swana diyakini sebagai tunggangan Batara Guru, nama lainnya adalah Paksi Liman Janggo Yoksi, yang berarti lembu yang bermuka gajah, bersayap burung, bertanduk seperti sapi, bertaji dan berkuku seperti ayam jantan, berkepala raksasa dilengkapi pula dengan berbagai jenis ragam hias yang dijadikan patung ini terlihat indah.
  3. Kalung Uncal, benda yang merupakan atribut dan benda kelengkapan kebesaran Kesultanan Kutai Kartanegara yang dipergunakan pada waktu penobatan Sultan Kutai menjadi Raja pada waktu Sultan merayakan hari kelahirannya, dan penobatan Sultan serta acara sakral lainnya.
  4. Meriam sapu jagad peninggalan VOC Belanda.
  5. Seperangkat alat kesenian tradisional gamelan dari Kraton Yogyakarta 1855.
  6. Arca Hindu.
  7. Ulap Doyo, hasil kerajinan Suku Dayak Benuaq.
  8. Duplikat Prasasti Yupa, disini hanya disimpan dan dipajang duplikatnya saja, sedangkan untuk yang aslinya disimpan di Musium Nasional di Jakarta.
Prasasti Yupa adalah prasasti yang ditemukan dibukit Brubus, Kecamatan Muara Kaman, ke-7 (tujuh) prasati ini menandakan dimulainya jaman sejarah Indonesia yang merupakan bukti tertulis pertama yang ditemukan berupa aksara pallawa dalam bahasa sanskerta.
      9. Dan lain-lain

Adapun di belakang area Museum Mulawarman banyak terdapat cinderamata yang diperjualkan sebagai cideramata khas budaya dayak bagi para pengunjung yang berupa batu perhiasan dan cinderamata lainnya.

Dengan melakukan perjalanan mngunjungi museum di beberapa daerah Indonesia, kita banyak belajar dari sebuah perjalanan sejarah. Semoga pengalaman yang penulis ceritakan kepada para sahabat dapat mebuka cakrawala pengetahuan kita tentang keberadaan keunikkan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar