GUA AMBULABUNG ( DI KALIMANTAN TIMUR )
Kawasan Sangkulirang di Kalimantan Timur merupakan daerah karst yang menyimpan banyak gua alam yang indah dan menarik untuk dijelajahi. Gua-gua itu berada jauh di dalam kawasan hutan Ambulabung yang masih termasuk kawasan Desa Pangadan. Untuk mencapai desa ini memang diperlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit, di samping tentunya ketahanan fisik yang memadai. Dari Samarinda, perjalanan dapat ditempuh dengan 2 cara, yaitu lewat jalur air atau darat.
Untuk rute air, waktu yang dibutuhkan sekitar 2 hari. Dalam perjalanan, banyak hal-hal menarik yang dapat disaksikan, seperti kapal-kapal pengangkut kayu dan hasil tambang, serta buaya sungai yang terkenal akan keganasannya. Bila jalur darat menjadi pilihan, sewalah mobil dari Samarinda. Cara ini lebih disukai karena bisa lebih cepat. Namun biayanya juga lebih besar. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 7 jam dan melewati kota tambang Sangatta, yang juga merupakan ibukota kabupaten.
Sebenarnya, Anda juga bisa menyewa ketingting atau kapal motor berukuran kecil. Ini memang sangat efektif untuk mempersingkat waktu. Tapi, selain biayanya yang mahal, cara itupun ternyata tidak menjamin Anda bisa sampai di mulut gua dengan mulus. Sebab, bila Sungai Baay sedang surut, maka jalan kaki hingga ke mulut gua tetap harus dilakukan.
Setelah lelah berjuang, sebuah dataran yang teduh dan nyaman di sekitar mulut Gua Ambulabung sangat layak sebagai base camp. Tebing tinggi yang menjulang menjadi payung alam dan melindungi dari guyuran hujan. Tak heran, tanah di sini selalu kering dan menjadi lokasi yang pas untuk mengusir lelah. Mulut gua yang dialiri Sungai Baay juga patut diwaspadai. Kawanan biawak kerap muncul untuk berjemur di bebatuan di pagi hari.
Pada dindingnya yang licin, tampak banyak lorong misterius yang tak diketahui secara pasti ke mana arahnya. Penelusuran lorong-lorong itu sangat berat dan memakan waktu yang lama. Sebab selain harus memanjat, para caver juga harus melakukan pengeboran untuk memasang alat pengaman. Di sudut lain, ada lagi lorong yang dialiri sungai yang deras. Bila tidak dilengkapi peralatan yang memadai, janganlah memasukinya. Kecelakaan fatal bisa saja terjadi. Namun, jangan berkecil hati. Masih ada sejumlah lorong yang aman untuk ditelusuri. Salah satunya adalah sebuah lorong vertikal sedalam 40 m. Lorong berdiameter sekitar 50 m ini mirip dengan Luweng Musuk di Pacitan, Jawa Timur dan sangat menantang.
Gua Kedulang, Kecabe dan Gua Mapala yang letaknya agak jauh, adalah 3 gua lain yang menanti untuk dieksplorasi. Sebelum mencapai gua-gua ini, Anda juga akan menjumpai Gua Terusan Pendek dan Liang Mato. Ada pula gua berukuran raksasa yang di dalamnya terdapat aliran sungai fosil yang dikenal dengan Gua Juned. Pada salah satu entrance-nya, terdapat padang pasir setinggi mata kaki dengan flowstone raksasa yang menawan di atapnya. Nama Gua Mapala sendiri diambil nama Mapala UI sebagai tim pertama yang memasuki gua ini. Tim ini juga memberi nama untuk 2 gua 'perawan' lainnya, yaitu Barongtongkok dan RPT.
Tips menuju kawasan Karst Sangkulirang
1. Siapkan fisik dan skill Anda dengan baik. Latihan teratur dan terarah, sangat dibutuhkan.
2. Kawasan Sangkulirang (dan Kalimantan pada umumnya) merupakan daerah endemik malaria. Minum pil kina atau obat anti malaria lainnya, sebelum dan sepulangnya dari lokasi, sesuai petunjuk penggunaannya.
3. Daerah Sangkulirang sangat panas dan kering. Bawa topi, kacamata hitam atau payung untuk melindungi Anda dari terik matahari. Bawa pula masker untuk mencegah gangguan saluran pernapasan akibat debu atau guano (kotoran kelelawar).
5. Guide akan sangat membantu sebagai penunjuk jalan untuk menghindari resiko tersesat. Selain itu, guide juga bisa berfungsi sebagai porter dan komunikator bila Anda bertemu dengan kawanan pencari sarang burung walet di kawasan ini. Ingat, mereka bisa saja mencurigai Anda sebagai perampok sarang burung walet.
5. Perhitungkan kebutuhan logistik, alat penerangan, batu baterai dan kebutuhan vital lainnya agar penelusuran berjalan lancar, karena daerah ini masih sangat terisolir.
6. Bila memungkinkan, bawa juga telepon satelit untuk memudahkan komunikasi dengan pihak-pihak yang bersangkutan, mengingat belum adanya jaringan telepon seluler yang menjangkau daerah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar